Rabu, 07 Maret 2012


Aku tak mau "Ngangkring" lagi
by: tytahc

Selama ini kegemaran banyak Mahasiswa adalah ngopi di angkringan, tapi mereka tak hanya sekedar minum kopi, duduk dan ketawa rame-rame, melainkan mereka berdiskusi berbagai macam topik yang dibahas, dan bagi mereka ngopi merupakan bangku kuliah yang kedua, bahkan ada diantara mereka yang mementingkan ngopi dari pada ngampus, karena bagi mereka ngopi merupakan pekerjaan yang sangat leluasa,santai, akrab, bisa bertukar pengalaman, dapat memecahkan masalah pribadi hingga organisasi, berbeda dengan di bangku kuliah, yang hanya duduk, diam dan membosankan, entah apa karena mahasiswanya yang kurang paham dengan silabus, atau karena dosennya terlalu tinggi dalam menyampaikan materi kuliah sehingga Mahasiswa-mahasiswanya merasa tegang dan tak mampu menjangkaunya.
suatu malam, kebetulan pada malam itu adalah malam minggu yang merupakan malam kelabuku, salah satu temanku ngajak ngopi di sebuah angkringan terkenal namanya angkringan KPK (Komunitas Pecandu Kopi) bersama teman-teman mahasiswa lainnya. Kata mereka, Mahasiswa Malang yang suka ngopi, sangat di sayangkan jikalau tidak pernah ngangkring di angkringan KPK tersebut.
Pada malam itu, cuaca malam sangat dingin sekali, dan sangat cocok untuk mencari kehangatan secangkir kopi ijo, angkringan tersebut memang sudah lama terkanal dengan kopi ijonya yang sangat gurih sekali, sekali seduh rasanya tak bisa dibayangkan, bahkan teman-tamanku yang dulunya suka minum arak, kini berhenti dan beralih minum kopi ijonya angkringan KPK.
Malam minggu bagiku adalah malam yang sangat tapat untuk begadang bersama taman-temanku yang biasa ngopi disana, walaupun aku tak bisa apa-apa dibandingkan mereka, aku tetap PD aja, dan siapa tau ilmu yang ku dapatkan di angkringan tersebut lebih bermanfaat dari pada ilmu yang ku dapatkan di kelas, karena selama ini aku masuk kuliah sangat terpaksa sekali, kalau bukan karena orang tua yang selama ini membiayai aku kuliah, dan juga ancaman-ancaman dari dosen yang berupa IP, yang esoknya dapat mengecewakan orang tua, dibandingkan aku ngopi bersama teman-teman yang tak ada tekanan, ancaman dan aku bebas menggali pengalaman dari mereka.
Pada malam itu, teman-temanku semuanya berpakain rapi, dan tak lupa pula catatan-catatan kecil yang sudah di persiapkan sejak dini hari sebagai bahan diskusi ia kantongi, dan mereka bersiap-siap menuju ke angkringan KPK yang tak jauh dari lokasi kampus, diantara mereka ada yang ahli dalam berpolitik, bidang filsafat, ada juga yang kutu buku yang mana setiap untain kata-katanya ketika berdiskusi di angkringan tak lepas dari refrensi buku, dan diantara temanku ada juga yang berdarah biru alias putranya Kiai, di jawa biasa di panggil dengan Gus, dia orangnya sangat berwibawa dan bijaksana, sehingga dia sedikit pendiam, dan jarang berkomentar karena takut ada kekeliruan dan nantinya dapat menurunkan kewibawaannya dan kebijaksanaanya.
Sesampainya kami di angkringan tersebut, kami langsung menuju ke meja lesehan yang terletak di bagian pojok, setelah itu teman-teman menyuruh aku untuk memesan menu minuman, dan rata-rata semua pesanan teman-temanku adalah kopi ijo, hanya saja ada temanku satu yang memesan susu jahe, karena dia lagi sakit, tapi anehnya dia tetap ikut ngopi dan lebih bersemangat dibandingkan waktu kuliahnya.
dan tak lama kemudian pesenan menu minuman kami sudah di depan kami masing-masing, setelah itu forum kami buka dengan di awali bacaan Bismillahirrohmanirrohim........
setelah forum dibuka, semuanya terdiam, seperti kebingungan untuk mengawali percakapan dalam forum tersebut, diantara mereka ada yang sibuk mengeluarkan catatan-catatan kecil dari dalam sakunya, ada yang hanya memandang langit dan bintang-bintang mencari sumber ide, dan ada juga yang browsing lewat HPnya, karena canggihnya elektronik sangat berperan penting bagi mahasiswa khusunya, setiap berdiskusi atau bahkan pada saat UTS ataupun UAN.
menjelang 5 menit kemudian, ada segerombolan pengamin jalanan yang menghampiri kami, teman-temanku acuh tak acuh dengan pengamin tersebut, mereka menyanyikan jogja, ku perhatikan satu-satu persatu diantara mereka, umur mereka tak jauh beda dengan kami, mungkin hanya lebih tua 1 tahunan dari kami. kulihat diantara tasnya mereka terdapat banyak pin, biasanya kalau pin yang bawa mahasiswa itu tidak asal pin, tapi pin yang bermomen, seperti pernah ikut diklat, orentasi jurusan dan semacamnya.
meraka mendekati kami, dengan membawa bungkus perment yang bertulisan KISS sebagai tempat uang ngamenannya, dia menyodorkan kepada kami, aku sempat tercengang, pin yang dia pakai tampak begitu jelas, ia bertulisan Universitas Gajah Mada Jogjakarta, terus dibawahnya bertulisan Fak. Filsafat. dengan terpaksa, saya bertanya, "mas, pinmu koq bagus, dapat dari mana yaaa..?" diapun tak ada rasa sungkan menjawabnya "owwg ini ya mas,udah lama koq, saya dapat dari kampusku dulu", untk memastikan lagi aku melanjutkan pertanyaanku "lho, emangnya dulu sampeyan kuliah dimana? UGM jogja ta..?", dia hanya menganggukkan kepalanya, dan ini membuatku semakin penasaran, karena tak jarang, bahkan tak ada orang yang kuliah di universitas besar, keluarannya jadi pengangguran, atau bahkan jadi pengamen. kemudian aku ajak dia duduk untuk bersharing bersama kami, diapun mau, lalu ku ajak duduk disampingku. dan semua teman-temanku pada waktu menyoroti pandangannya kepadaku, sepertinya mereka merasa terganggu, karena aku mengajak seorang pengaen yang berpakaian compang-camping. aku memberanikan diri untuk memperkenalkan orang yang disampingku ini, "baik teman-temanku semuanya, perkenalkan, disampingku ini alumni UGM Jogja, namanya Andi, mungkin untuk selanjutnya biar dia sampaikan sendiri.
Pada malam itu, aku senang sekali, karena ada alumni UGM, yang selama ini aku punya cita-cita untuk melanjutkan studyku S-2 dikampus tersebut.
sebelum dia memulai pembicaraanya, dia menunduk, lalu menatap kepada teman-temanku, kemudian dia bilang : "..."

.........bersambung dulu yaaa.....hheheheee.....